Skip to main content

Timur Lenk dan Kehancuran Dunia Islam

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 18, 2012

Seperti diketahui bahwa Timur Lenk adalah penguasa yang penuh dengan ambisi. Ia berupaya keras mewujudkan ambisinya dengan cara apapun, sehingga dalam sejarahnya kekerasan dan kekejaman merupakan sarapan paginya. Dalam setiap penjarahannya ia banyak membantai penduduk dan pasukan musuh yang mengadakan perlawanan.
Tercatat dalam lembaran sejarah, di Isfahan, Iran, dia mengadiakan sebuah menara kepada penduduk setempat sebagai tanda kenangan. Menara tersebut tersusun dari tumpukan tubuh manusia yang dibalut dengan tanah liat dengan berhiaskan 70.000 kepala manusia yang menghadap keluar. Sementara itu di Sabzawar, Afganistan, di bangunnya sebuah menara yang tersusun dari 2000 mayat manusia yang di balut dengan tanah liat bercampur batu. Itulah sekedar contoh pola tingkah laku Timur Lenk dalam memberikan hadiah yang tak akan pernah dilupakan penduduk setempat.
Ketika Timur Lenk masih muda, wilayah Samarkand yang terletak sebelah selatan Transoxania merupakan bagian dari wilayah kekuasaan jogatai. Semenjak meniggalnya Jogatai, banyak amir yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Situasi politik tidak menentu. Transoxania, wilayah dimana Timur Lenk masih menjadi prajurit, diserang oleh Tuqluq Khan, pemimpin wilayah Moqhulistan yang berpusat di Turkistan. Dalam hal ini Timur Lenk bangkit memimpin pasukan dalam peperangan ini. Musuh berhasil dipaksa mundur dari wilayah Kesy Samarkand. Melihat kenyataan bagaimana hebatnya Timur Lenk, maka Tuqlug Khan pun mengajak bekerja sama dan menawarkan jabatan gubernur untuk wilayah Kesy dan sekitarnya. Hal ini diterima baik oleh Timur Lenk.
Kurang lebih satu tahun setelah Timur Lenk menjabat sebagai gubernur, Tuqlug Khan mulai mengatur strategi unttuk menggeser kedudukan Timur Lenk dengan mengangkat putranya yang benama Ilyas Khaja menjadi gubernur wilayah samarkand, wilayah yang bersebelahan dengan wilayah dimana Timur Lenk memegang jabatan gubernur. Timur Lenk selanjutnya dicopot dari kedudukan semula dan kemudian diangkat menjadi wasir wilayah Samarkand untuk membantu Ilyas Khaja. Hal ini membuat Timur Lenk marah dan segera bergabung dengan cucu Qazaqhan, yaitu Amir Husain, mengangkat senjata memberontak terhadap Tuqlug Khan.
Pada tahun 1393 M/794 H. Timur Lenk mengirimkan ekspedisi militer ke Bagdad. Serangan yang dilakukan Timur Lenk berhasil memporak-porandakann kekuatan militer lawan. Sultan Ahmad ibn al-Jalairi, penguasa Bagdad waktu itu tidak mampu membendung kekuatan militer Timur Lenk dan akhirnya melarikan diri ke Mesir. Hal ini dilakukan guna minta perlindungan kepada Sultan Nasir al-Din Farij ibn al-Zahir Barquq, seorang penguasa kerajaan Mamalik di Mesir waktu itu.
Setelah kekuasaan Baghdad dapat di taklukan, Timur Lenk mengangkat seorang gubernur untuk bertanggung jawab di wilayah Baghdad, sedangkan Timur Lenk meneruskan serangannya ke wilayah Asia kecil dan India. Sementara itu sultan Ahmad Ibnu Uwais al-Jailairi dalam pelariannya, ia berusaha terus menyusun kekuatan untuk merebut kembali Baghdad. Dengan dibantu sultan Nasir al-din Faraj ibnu al-Zahir Barquq, sultan Ahmad ibnu Uwais al-Jailairi berhasil merebut wilayah kekuasaannya dari tangan gubernur yang di angkat Timur Lenk.
Timur Lenk melancarkan serangan kedua ke Bagdad dan berhasil melumpuhkan pertahanan serta merebutnya kembali dari tangan Sultan Ahmad ibn Uwais al-Jailairi. Dalam serangan ke Baghdad ini Timur Lenk melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyaknya tentara yang gugur sewaktu mengepung kota Baghdad. Setelah itu seperti biasanya ia mendirikan 120 buah piramid dari kepala manusia sebagai tanda kemenangan.
Sebelum tahun 1395 M Timur Lenk mengalihkan perhatiannya untuk menyerang wilayah Asia kecil, menjajah kota Edessa, menaklukkan Takrit, Mardin dan Amid. Pada tahun itu pula ia berhasil menaklukkan wilayah Mesopotamia, dan pada tahun 1395 diapun berhasil menaklukkan Qipchak dan pada tahun yang sama mereka menaklukkan wilayah Moskow.
Sementara itu, India di perintah keluarga Tughlug dari Turki, juga tidak luput dari serangan Timur Lenk, pada saat itu yang memrintah adalah sultan Mahmud Syah, yang memegang kekuasaan semenjak 1394 M. Sultan Mahmud syah telah berusaha mempertahankan kekuasaannya, namun tetap dapat ditaklukkan oleh Timur Lenk. Kota delhi takluk pada bulan Desember 1398 M dan Timur Lenk menyetujui menyelamatkan penduduk dengan syarat membayar upeti. Namun ketika dilaksanakan penarikan upeti, utusan Timur Lenk sebagian terbunuh. Oleh karena itu Timur Lenk memerintahkan membunuh seluruh penduduk kota, sehingga tercatat dalam sejarah sekitar 80.000 nyawa melayang.
Demikian pula ekspansi wilayah terus dilakukan sampai ke wilayah Turki Usmani di bawah kekuasaan sultan Bayasid I. Dalam pertempuran itu, Timur lenk pun keluar sebagai pemenang mengalahkan Bayazid I pada tahun 1402 M, dan sultan Bayasid sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri, dan akhirnya ia meninggal dalam status tawanan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ahamad Syalabi, Al-Taroikh al-Islam wa al-Hadarah al-Islamiyyah, Kairo: Makhtabah Nahdah al-Misriyyah 1977. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagi aspeknya Penerbit UI-Press Jakarta 1984-1985.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar