Skip to main content

Sejarah Serangan Hulagu Khan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 31, 2012

Hulagu Khan menggantikan ayahnya pada 1256 M. Pada tahun 1258 tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Bagdad yang ketika itu pemerintahan Abbasiyah dipegang oleh Al-Mu'tashim (1243-1258), betul-betul tidak mampu membendung serangan tentara Hulagu, tepatnya pada tanggal 10 Pebruari 1258 M, setelah Hulagu sebelumnya menyampaikan ultimatun kepada khalifah untuk menyerah. Benteng Kota Baghdad ditembus dan kota Baghdad dihancurkan, Khalifah dan keluar­ganya serta penduduknya dibunuh.
Setelah itu Hulagu Khan secara membabi buta dan meng­ganas menyerbu kedalam kota. Membunuh penduduk yang dite­mui, menjarah barang-barang berharga, membakar istana, masjid-masjid, gedung-gedung pemerintahan perpustakaan, dan segala isinya. Peristiwa ini berlangsung selama 40 hari, sehingga kota Baghdad hancur berantakan, porak-poranda dan rata dengan tanah, serta mayat-mayat bergelimpangan.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu memantapkan ke­kuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakannya ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Ephrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gazza.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti Il-khan. Il-khan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan ibukotanya Tabriz. Dinasti ini mencapai umur 100 tahun. Tahun 1265 Hulagu dan diganti anaknya Alaga (1265-1282) yang masuk Kristen, dan Ahmad Teguder raja yang ketiga (1282-1284) masuk Islam, karena itu ia ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan lain dan ak­hirnya ia dibunuh oleh Arghun dan menggantikannya (1289-1292). Raja Dinasti Il-kham yang keempat ini adalah sangat ganas dan kejam terhadap umat Islam, banyak diantara mereka yang dibunuh dan diusir.
Selain Teguder, Mahmud Ghazan (1295-1304) raja yang ketujuh dan raja-raja seterusnya adalah pemeluk agama Islam, yang memperhatikan perkembangan peradaban.
Setelah wafat ia digantikan oleh Muhammad Khudabanda (1305-1316 M), seorang Syiih ekstri yang mendirikan kota raja sulthaniyah dekat zanjan. Kemudian Abu Sa'id (1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda adalah raja Mongol Besar yang terakhir, selanjutnya Mongol pecah menjadi beberapa kerajaan-kerajaan kecil yang akhirnya semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Jalualuddin al­-Sayuthi, Tarikh al-Khulafat, Beirut: Dar al-Fikr, t.th. John L.Esposito, Islam dan Politik Jakarta: Bulan Bin­tang, 1990.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar