Skip to main content

Biografi al-Syatibi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 19, 2011

Nama lengkap al-Syatibi adalah Abu Ishāq Ibrahim Ibn Musa al-Gharnatiy. Ia berasal dari keluarga Arab, suku Lakhmi, sedangkan nama yang menjadi sebutannya yang masyhur itu, yakni al-Syātibī diambil dari nama negeri asal keluarganya, Syatībah (Xariva atau Jativa). Meskipun dinisbahkan kepada negeri itu, diduga keras ia tidak lahir di sana, oleh karena menurut, kota Jativa telah jatuh ke tangan Kristen, dan segenap umat Islam telah diusir dari sana sejak tahun 1247 (645 H), atau hampir satu abad sebelum kehidupan al-Syatibi. Keluarga al-Syātibī mungkin saja meninggal-kan negeri itu ketika terjadi pengusiran dan kemudian menetap di Granada.
Tanggal kelahiran al-Syatibi juga belum diketahui secara pasti, namun pada umumnya orang hanya menyebut tahun kematiannya yakni tahun 1388 (790 H). Meskipun demikian, Hamka Haq, menyatakan bahwa al-Syātibī lahir dan menempuh masa hidupnya di Granada dalam masa kekuasaan Yusuf Abu al-Hajjaj (1333-1354 M) dan Sultan Muhammad V (1354-1359), dan 1362-1391 M). Dugaan ini, kelihatannya berdasar pada perhitungan perbandingan antara tahun kewafatan al-Syatibi dengan periode kekuasaan dua sultan Granada tersebut, yang ketika itu Granada merupakan kota pendidikan.
Al-Syatibi pertama-tama belajar bahasa Arab yang diperolehnya dari Ibn al-Fakhkhar al-Ilbiriy (w. 754 H) dan Abu al-Qasim al-Saurīf al-Sabtīy (w. 760 H). Adapun pengetahuan Ushul al-Fiqh-nya, ia peroleh dari Imām al-Maqqāri’ yang datang ke kota Granada di tahun 757 H. Filsafat dan Ilmu Kalam dipelajarinya dari Abu al-‘Aliy al-Mansur (w. 770 H) yang juga pernah berkunjung ke Granada di tahun 753 H), dan mendapat penghargaan dari Wazir Granada, Ibn al-Khatib, meskipun pada akhirnya diusir pada tahun 765 H. Pelajaran yang sama, juga diperolehnya dari al-sayrīf al-Tilimsani (w. 771 H). Dari dua gurunya yang disebutkan terakhir ini, al-Syatibi dapat dipastikan memperoleh pengetahuan tentang pemikiran Muktazilah dan pemikiran rasional lainnya.
Al-Syatibi banyak mengenal buku-buku Muktazilah lewat Abu al-‘Aliy al-Mansur, seperti Kitab al-Dalail dalam ilmu kalam dan al-Mu’tamad dalam ushul fikih. Keduanya ditulis oleh Abu al-Husain al-Basriy. Ia juga mempelajari Kitāb al-tafsīr karya al-Qadhi ‘Abd. al-Jabbār dan Tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyāriy. Di samping itu, al-Syatibi juga banyak mempelajari ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu keislaman lainnya, terutama ilmu fikih (ushul Fikih) dari guru-guru yang terkenal. Ini merupakan indikasi bahwa al-Syatibi memiliki kedalaman pengetahuan dan keluasan pemikiran, sehingga menyebabkan dirinya tampil sebagai mujtahid.
Dengan kedalaman pengetahuan dan keluasan pemikirannya, maka al-Syatibi, melahirkan berbagai karya tulis, sebagaimana yang telah disebutkan, dan antara lain karyanya terkenal adalah kitab al-Muwafaqat yang di dalamnya banyak mengupas masalah fikih.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Philips K. Hitti, History of The Arabs, London: The Macmillan Press, 1974. Muhammad Khalid Masud, Islamic Legal Philosopy, Islamabad: Islamic Research Institue, 1977.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar