Skip to main content

Keteladanan Guru dalam Pendidikan; Makna Leksikal

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 20, 2011

Dalam proses pembelajaran, keteladanan guru memiliki peran penting dalam mensukseskan keberhasilan. Mendidik tidak hanya sekedar memenuhi prasyarat administrasi dalam proses pembelajaran, tetapi perlu totalitas. Artinya ada keseluruhan komponen yang masuk di dalamnya. Lebih khusus lagi adalah kepribadian seorang guru.
Kepribadian seorang guru sangatlah penting terutama di dalam mempengaruhi kepribadian siswa. Karena guru memiliki status seseorang yang di anggap terhormat dan patut di contoh, maka keteladanan guru menjadi penting. Selain itu, guru adalah seorang pendidik. Pendidikan itu sendiri memiliki arti menumbuhkan kesadaran kedewasaan. Bahkan di dalam Islam arti pendidikan itu sangat beragam. Ada tiga pengertian secara garis besar perdebatan ilmuwan tentang arti dan asal usul kata pendidikan dalam Islam.
Kata at-Ta’lim (التعليم), merupakan masdar dari kata Allama (علم) yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Dalam lexicology al-Quran, paradigma keteladanan guru berakar dari penunjukan kata tarbiyah yang merujuk pada pengertian pendidikan tidak implisit. Namun penunjukannya dapat dilihat dari istilah lain: al-Rabb, Rabbayani, Nurabbi, dan Robbaniy. Sayyid Qutb menafsirkan istilah at-Tarbiyah sebagai upaya pemeliharaan jasmaniyah peserta didik dan membantunya dalam rangka menumbuhkan kematangan sikap mental sebagai pancaran akhlaqul karimah pada diri peserta didik. Dari pandangan tersebut, memberikan pengertian bahwa istilah at-Tarbiyah mencakup semua aspek pendidikan, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik baik yang mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah.
Kata at-Ta’dib (التأديب), merupakan masdar dari kata Addaba (أدب) yang dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik. Orientasi kata at-Ta’dib lebih terfokus pada upaya pembentukan pribadi yang berakhlak mulia. Pencapaian akhlak mulia peserta didik, didominasi keteladanan guru.
Dari pengertian tersebut, yang terpenting menurut penulis adalah bagaimana keteladanan guru dalam membimbing anak didik untuk menjadi orang yang berkualitas dengan berlandaskan nilai-nilai agama. Sehingga nantinya anak didik dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh serta menjadikannya sebagai pandangan hidup di dunia dan di akhirat.
Pendidikan sebagai wujud transformasi ilmu tidak hanya sekedar pengetahuan tetapi juga nilai. Hal inilah letak penting keteladanan guru dalam menanamkan nilai-nilai kepada siswa. Oleh karena itu, para pendidik hendaknya bercermin pada diri Rasulullah dalam berakhlaq, yakni berakhlaq mulia dan kesantunan yang tinggi. Karena sikap seperti inilah sarana yang paling baik dalam mengajar dan mendidik. Karena seorang murid biasanya akan bersikap sebagaimana sikap gurunya. Ia akan lebih meniru sikap seorang guru dari pada sikap orang lain. Jika seorang guru memiliki sikap terpuji, maka sikapnya itu akan berdampak positif bagi muridnya. Dalam jiwanya akan terpatri hal-hal baik yang tidak akan dilakukan meski dengan berpuluh-puluh nasehat dan pelajaran.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. Abdul Fattah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Terj. Oleh Herry Nur Ali, Bandung: CV. Diponegoro, 1988. Sayyid Qutb, Tafsir Fi Dhilal Al-Qur’an, Beirut: Dar al-Fikr, Juz I, tt. Sayyed Muhammad al-Naqieb al-Attas, The Concept Of Education In Islam: A Frame Work For An Islamic Philosophy Of Education In Islam, Terjm. Oleh Haidar Bagir, Bandung: Penerbit Mizan, 1996. Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru, Dosen, dan No 20 tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Bandung : CV. Nuansa Aulia, 2006. Said Agil Husain Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur'ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar