Skip to main content

Sistematika Kitab Sunan Abu Daud; Sebuah Pengantar

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 11, 2011

Karya-karya di bidang hadis, kitab jami’, Musnad, dan sebagainya, selain berisi hadis-hadis hukum, juga memuat hadis-hadis yang berhubungan dengan amal-amal terpuji (fadhail a’mal), kisah-kisah, nasehat-nasehat (mawa’iz), adab, dan tafsir. Cara seperti itu tetap berlangsung sampai datangnya imam Abu Daud, ia menyusun kitab hadisnya secara spesifik, yakni menyusun kitab hadisnya yang hanya memuat hadis-hadis hukum dan sunnah yang menyangkut hukum.
Kitab sunan Abu Daud merupakan karyanya yang paling monumental diantara karya-karyanya yang lain. Tidak kurang dari 13 judul kitab yang telah mengulas karya tersebut, baik dalam bentuk syarah (komentar), Mukhtashar (ringkasan), Tahzib (revisi) dan lain-lain. Kitab ini disebut sunan, karena kitab tersebut disusun seperti yang telah disebutkan di atas-dengan sismatika berdasarkan hukum seperti Thahara, shalat, Zakat, dan lain-lain.
Diantara syarah dan pensyarah kitab Sunan Abu Daud adalah: Ma’alim Al-Sunan oleh Imama Abu Sulaiman bin Khattab al-Bisytiy al-Khattabiy, Talkhis Ma’alim sunan yang diberi judul Majalatu al-Alim min kitabi al-Mu’alim oleh al-Allamah Abi al-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-‘Adzim al-Abadiy, Aunu al-Ma’bud ‘ala Sunan Abi Daud oleh Syeikh Syarafatu al-Haq Muhammad Al-Syaraf bin ‘Ali Haidar al-Siddiq al-‘Adzim al-Abadiy, Badzlu al-Majhul fi Halli Abi Daud oleh al-Allamah al-Muhaddis akabir al-Syeikh Khalil Ahmad al-Saharanfuri, dan al-Manhallu ‘Azbu al-Maurud Syarh Abi Daud oleh Syeikh Mahmud bin Muhammad bin Khattab al-Sabkiy.
Abu Daud menyusun kitab sunan saat dia tinggal di Tarsus selama 20 tahun. Ia memilih sekitar 4.800 dari 500.000 hadis yang dicatat dan dihafalkan. Namun sebagian ulama ada yang menghitungnya 5274 hadis. Perbedaan jumlah ini disebabkan karena sebagian orang yang menghitungnya memandang sebuah hadis yang diulang-ulang sebagai satu hadis. Sementara yang lainnya menganggap sebagai dua hadis atau lebih.
Isi dari kitab sunan Abu Daud dibagi kepada kitab-kitab, dan tiap-tiap kitab dibagi lagi ke dalam bab-bab. Secara keseluruhan al-Sunan ini mencakup 35 kitab, yang berisi 1871 bab.
Untuk menulis kitabnya ini, ia puas dengan hanya menerangkan satu atau dua hadis dalam setiap bab. Abu Daud pernah menulis kepada ulama mekkah, “saya tidak mencatat lebih dari satu atau dua hadis dalam tiap bab, kendati ada hadis otentik lainnya menyangkut bab yang sama, agar tidak terlalu banyak dan dapat digunakan dengan mudah. Ia mengatakan bahwa hanya dengan empat hadis dari hadis-hadis itu sudah cukup bagi seseorang dalam mengarungi dunia dan akhirat.
Hadis-hadis yang dicatat Abu Daud dalam kitab sunannya tidak semuanya shahih, baik yang ia sebutkan sendiri kedha’ifannya maupun tidak. Menurutnya, hadis dha’if, jika tidak terlalu dha’if, lebih baik daripada pendapat pribadi. Oleh karenanya ia lebih suka memasukkan hadis dha’if daripada pendapat ulama awal.
Cara yang ditempuh dalam kitabnya itu dapat diketahui dari suratnya yang dikirimkan kepada penduduk Mekkah sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan mereka mengenai kitab sunannya. Sebagaimana dikutip Abu Syuhbah, Abu Daud menulis sebagai berikut:
Aku mendengar dan menulis hadis Rasulullah saw. Sebanyak 500.000 hadis. Dari itu aku seleksi sebanyak 4.800 hadis, yang kemudian aku tuangkan dalam sunan. Dalam kitab tersebut aku himpun hadis-hadis shahih, yang menyerupai dan mendekati shahih. Dalam kitab itu aku tidak mencantumkan sebuah hadis yang telah disepakati oleh orang banyak untuk ditinggalkannya. Segala hadis yang mengandung kelemahan yang sangat serta ketidak shahihan sanadnya, semuanya aku jelaskan. Adapun hadis yang tidak aku jelaskan sedikitpun, maka hadis tersebut bernilai shalih (bisa dipakai), dan sebagian hadis shalih ini ada yang lebih shahih daripada yang lain. Kami tidak mengetahui sebuah kitab, sesudah al-Qur’an, yang harus dipelajari selain daripada kitab ini. Empat buah hadis saja dari kitab ini sudah cukup menjadi pegangan bagi keberagamaan setiap orang.
Demikian surat jawaban Abu Daud kepada penduduk Mekkah.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ensiklopedi Islam I, Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994. Raja Mustafa Hazin, I’lam al-Muhaddisun wa Manahijuhum fi al-Qarni al-Salis al-Hijriy, Kairo: al-Azhar, t. th. Kamil Muhammad Muhammad Uwaidhah, A’lamu al-Fuqaha’ wa al-Muhaddisin: Abu Daud, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1996.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar