Skip to main content

"andai"; Refleksi Kekalahan Tim Muda Indonesia di Sea Games 2011

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 21, 2011

Hasil imbang Indonesia vs Malaysia 1-1, pada Laga Final Sea Games 2011 cabang sepakbola di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin 21/11 membuat sebagian masyarakat dan rakyat Indonesia kecewa sekaligus bangga dengan penampilan tim Muda Indonesia yang tidak seperti tim senior.
Secara umum gambaran pertandingan yang berlangsung seru tersebut, dapat digambarkan dengan "andai" sebagai berikut:
Peluang emas yang mengejutkan Harimau Malaya terjadi atas pergerakan Titus Bonai (Tibo) dan Andik Vermansyah. Belum berhenti serangan Indonesia, bek Gunawan Dwi Cahyo mencetak gol melalui sundulan kepala menit ke-5 usai memanfaatkan sepak pojok Okto Maniani. Indonesia unggul 1-0.
Menit ke-17 Tibo sempat mencetak gol usai mendapat umpan pendek Okto Maniani di kotak penalti. Sayang gol dianulir karena Tibo terperangkap offside. Andai Tibo tidak terperangkap offside, tentu skor akhir tidak 1-1.
Satu kelengahan dimanfaatkan oleh Malaysia pada menit ke 33 melalui Baddrol yang melepas umpan lambung pendek, Asraruddin yang berdiri bebas menyundul bola sembari menjatuhkan diri. Gol menyusur tanah menghujam pojok kanan gawang kurnia meiga. Skor 1-1 Malaysia membalas. Andai pemain bertahan tidak lengah, pasti Baddrol tidak bisa melepaskan umpan cantik yang diselesaikan dengan gol hasil sundulan balasan dari harimau Malaya.
Memasuki pertengahan babak kedua, satu peluang emas tercipta menit ke-60 ketika Tibo melepaskan umpan lambung kedepan gawang Malaysia. Sayang, Wanggai yang menerima bola tidak dapat menguasai bola dengan baik. Menit ke-65 lagi-lagi Wanggai mendapat peluang emas, namun tembakannya hanya menyusur tiang kiri Malaysia, keberuntungan belum mampir kepada Indonesia dalam Final Sea Games 2011 di gelora Bungkarno. Andai Wanggai mampu melepaskan dan menahan bola atau langsung menyundul saja bola, maka kenyataan berbicara lain.
Hingga peluit panjang dibunyikan skor tetap 1-1. Pertandingan menuju Babak tambahan, 30 menit babak tambahan Indonesia semakin gencar melakukan serangan namun lagi-lagi kurang beruntung. Peluit panjang dihentakkan wasit petanda pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti dan kemenangan diraih Malaysia dengan skor 4-3.
Ketika adu pinalti yang dilakukan sebagai langkah untuk menentukan siapa yang mendapat medali emas, tendangan Gunawan Dwi Cahyo membentur tiang gawang. Ada beberapa keanehan, kenapa Gunawan dipasang sebagai penendang oleh pelatih Rahmat Darmawan?. Andai penendang lain yang diberi tugas, atau andai tendangan itu tidak membentur tiang gawang dan masuk. Tentunya masyarakat Indonesia tidak kecewa.
Meski tendangan Gunawan tidak berhasil, semangat tim muda kembali bangkit ketika Kurnia Meiga berhasil menahan satu tendangan pinalti dari penendang Malaysia. Lagi-lagi ketika penendang terakhir, Ferdinand yang kelihatannya tidak percaya diri melakukan tendangan sehingga dengan mudah dapat ditahan oleh penjaga gawang Malaysia. Skor kembali tidak berpihak kepada tim muda Indonesia.
Semua andai-andai yang admin utarakan, sifatnya manusiawi. Andai nenek kita tidak meninggal, tentunya masih hidup hingga sekarang, dan tentunya disekitar kita akan dipenuhi “nenek-nenek”. Andai Tim senior tidak kalah, andai tidak ada korupsi, andai dan andai....
Hikmah di balik peng-andai-an yang terjadi, semestinya menyadarkan kita akan adanya hukum alam, dan kehendak serta ketentuan Tuhan. Apa yang manusia lakukan, hanyalah usaha untuk mencapai harapan dan keinginan manusia dari apa yang diinginkan. Semua berharap dan berkeinginan besar, bahkan andai harapan yang kita harapkan tercapai, maka manusia akan berharap dan berkeinginan lain dan bahkan lebih besar lagi. Itulah manusia...
Waktu tidak mungkin berulang, tidak mungkin kita mewujudkan peng-andai-an dari sesuatu yang telah terjadi. Kita hanya bisa belajar dari kesalahan dan menghilangkan serta mengurangi “andai” di kemudian hari...bisakah “andai” itu dihilangkan, atau “andai” itu sudah ketentuan Tuhan. Kalau begitu, andai “andai” itu bukan ketentuan Tuhan...atau andai Tuhan menetapkan bahwa “andai” itu bukan ketetapan Tuhan. Atau andai ketetapan Tuhan itu bukan andai-andai..
Tulisan ini cukup sampai di sini, andai tidak ada kata “andai”, niscaya tulisan ini berlanjut, andai tulisan ini berlanjut, andai tulisan ini tidak ada, dan andai “andai” itu cuma andai...
Referensi Makalah®
*Refleksi Admin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar