Skip to main content

Rahasia Aksi Masked Magician vs The Master; Refleksi Tipu Daya Trik Sulap

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 26, 2011

Kita yang melihat akan dibuat terpana dan terheran-heran. Karena manusia biasa “katanya” tidak akan mungkin bisa melakukannya. Maka tidaklah salah kalau para alim ulama kemudian menganggap tayangan mentalis dan hipnotis dan sejenis ini menggunakan jasa jin dan kekuatan lain yang mengarah kepada kesyirikan.
Tapi kenapa banyak yang suka tayangan sulap, hipnotis dan sejenisnya ?. Seperti zaman, segalanya pasti berulang. Apa yang menjadi minat masyarakat kebanyakan memang bukan menjadi patokan benarnya (kebenaran) sebuah tontonan. Sihir, sulap, magic, mentalis, hipnotis atau apapun namanya memang menarik untuk dilihat, karena berhasil memainkan emosi penonton dan decak kagum mereka. Itulah yang diinginkan, itulah pula yang selama ini dijadikan alat "jualan".
Para mentalis atau pesulap nampaknya akan sangat puas bila melihat penontonnya melongo keheranan, domblong, sampai akhirnya berdiri memberikan applause luar biasa. Diakui atau tidak, memang tidak ada unsur pelecehan terhadap sebuah keyakinan beragama. Tidak ada pula unsur-unsur ajakan untuk mengamini pernyataan tertentu atau mengajak menyembah sosok tertentu pula. Karena, kalau itu semua dinampakkan, maka penonton akan bubar dengan sendirinya.
Penonton tidak boleh disinggung dalam soal keyakinan dan agamanya. Mereka hanya cukup disentuh sisi keheranan, ketakjuban, kekaguman dan akhirnya menganggap bahwa para mentalis itu hebat di mata para penonton. Sehingga lambat laun proses pencucian otak ini pun berjalan. Mereka akan menjadi fans yang setia tanpa harus diminta ataupun dipaksa. Mereka akan bergaya hidup sebagaimana sang idola dengan penuh bangga dan jiwa yang besar. Sehingga hasilnya bisa segera dilihat. Fatwa ulama seharam apapun tidak akan menjadi sebuah pertimbangan. Karena jiwa dan hati sudah didominasi rasa heran dan takjub.
Selain dari faktor tersebut, ada pula yang menganggap sulap menggunakan kekuatan ghaib, misalnya dengan bantuan jin. Jadi orang beranggapan bahwa sulap itu adalah sihir, yang kita tahu bahwa sihir itu memang haram dalam agama islam.
Tulisan ini tidak akan fokus membahas fakta sulap halal atau haram, tapi akan merefleksi dengan analisa yang mungkin sengaja dibuat "mengherankan" seperti aksi sulap terhadap aksi The Master melawan Masked Magician secara live di RCTI semalam, dan apa tujuannya.
Setelah MUI menetapkan bahwa permainan sulap itu adalah haram karena mengandung unsur tipu menipu beberapa waktu lalu, sedikit banyaknya membuat rating segala tontonan yang berbau sulap menurun. Admin melihat, setidaknya untuk The Master yang telah lama tidak bergaung lagi seperti pertama kali dipertontonkan.
Untuk mengembalikan gaung The Master tentunya harus dengan teknik tertentu yang meski dengan permainan yang sama dan sederhana atau kasarnya itu-itu juga, nama The Master akan melejit lagi.
lihat saja apa yang diungkapkan dan diperlihatkan oleh Masked Magician, sangat sederhana, kemudian dibalas dengan (sebenarnya) sederhana juga oleh para “anggota” The Master. Masked Magician berusaha seakan-akan membongkar “kebohongan” The Master dari setiap sulapnya yang di permainkan selama ini, ceritanya Masked Magician terkesan menantang The Master dengan sedikit kata “menghina.”
Apakah para “anggota” The Master tidak mampu membalas dan menjwab tantangan Masked Magician, tentunya jawabannya BISA dan MAMPU...
Ketika penonton baik di studio merasa tegang dan bertanya-tanya rahasia apa yang akan terbongkar dari aksi-aksi sulap selama ini, hadirlah para “anggota” The Master menjawab dan memberikan kesan dan pesan kepada penonton, yang pesan itu intinya berbunyi: “para penonton tidak perlu khawatir, pesulap Indonesia lebih hebat dari pesulap yang memakai bahasa asing ini, dan ini buktinya..!!!” sambil memperlihatkan aksi “lama” sebagai jawaban.
Apa keuntungan dan rahasia dari semua ini?,
  1. Jika “pamor” dari The Master akhir-akhir ini menurun, maka malam ini dengan permaian yang itu-itu juga pamor akan bertuah lagi 
  2. Jika pemirsa, penonton atau yang melihat aksi ini takjub maka tujuan dari hadirnya sulap di negara yang penuh tipu daya ini berhasil 
  3. Jika Masked Magician (entah palsu atau tidak) yang selalu memakai bahasa asing ini seakan mewakili negara asing, maka tidak perlu percaya dengan aksi menguak misteri sulap yang dikeluarkan selama ini oleh Masked Magician, karena malam ini dia kalah..
Pada dasarnya, secara sederhana rahasia sulap terletak pada: 1) alatnya (lihat master Dedy yang membengkokan sendok), 2) gerakannya, keahlian (keahlian dari hasil kebiasaan yang diulang) lihat master Jose Shandy, 3) memakai bantuan orang lain (lihat yang dilakukan Rommy Rafael). Maksud admin, jika memakai alat, cobalah dengan alat dari anda, jika keahlian dari hasil kebiasaan yang diulang, maka anda pun bisa dan mampu, anda tidak perlu takjub, jika memakai orang lain, maka itu adalah kolaborasi. Kalau ada yang menjawab itu sugesti, menerapkan sugesti itu adalah kebiasaan yang diulang. Kesimpulan, buat apa takjub, melongo, heran dst kalau anda juga bisa melakukannya.
Dengan segala kemungkinan efek negatifnya tersebut, maka penting sekali bagi kita semua untuk melakukan pendampingan terhadap diri sendiri. Pikirkanlah apa efek positif dari sulap, hipnotis dan atau sejenisnya terhadap diri anda?. Kalau sekedar hiburan, apakah anda tidak larut dengan tipu daya kecil tanpa menyadari tipu daya yang lebih besar dari itu di tiap sisi kehidupan anda. Apakah akidah anda tidak terpengaruh tentang makna kebenaran dari apa yang anda lihat dari aksi sulap itu?
Tulisan ini bukan untuk menjatuhkan siapa yang disebut namanya di atas, tapi lebih fokus menyadarkan semua orang yang tidak atau belum sadar, bahwa kita terlalu sering, sadar atau tidak sadar lebih takjub kepada hal-hal yang menipi dan sifatnya hanya main-main saja.
Referensi Makalah®
*Refleksi Admin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar