Skip to main content

Usman bin Affan; Masuk Islam Karena Dukun?

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 26, 2011

Usman lahir pada tahun ke-enam tahun Gajah. Ia lebih muda dari Rasulullah enam tahun. Di masa anak-anak dan remajanya ia hidup berfoya-foya dan boros, seperti kebanyakan orang Quraisy pada umumnya, terutama Banu Umayyah. Sesudah Rasulullah diutus dan dilantik menjadi rasul, beliau termasuk orang yang mula-mula masuk islam. Sebab-sebab beliau masuk islam memiliki banyak versi, oleh para sejarawan mencatat dari berbagai sumber, diantaranya:
Dalam Sirah Sayyidina Muhammad Rasulullah (sejarah perjalanan hidup Rasulullah), Ibnu Hasyim menyebutkan; “sesudah Abu Bakar masuk islam orang-orang dari masyarakatnya sendiri yang dipercayainya dan yang suka mengunjunginya dan duduk-duduk dengan dia, diajaknya beriman kepada Allah dan masuk islam. Maka yang sudah masuk islam karena ajakannya adalah Usman bin Affan dan tujuh orang lainnya. Oleh Abu Bakar, orang yang sudah memenuhi panggilan masuk islam itu diajak menemui Rasulullah saw. Lalu mereka menyatakan masuk islam dan melaksanakan shalat.” Ibnu Sa’ad mengatakan dalam Attabaqat; “Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah pergi mengikuti Zubair bin Awwam dan masuk menemui Rasulullah saw. Beliau kemudian menawarkan islam, dan mengajarkan ketentuan islam dengan menjanjikan kemuliaan Allah kepada mereka. Usman pernah berkata: “Rasulullah, ketika saya kembali dari Syam. Sesudah kami tiba di Mu’an dan Zarqa’ kami orang yang seakan sedang tidur, terdengar ada suara yang sedang memanggil kami; “hai orang-orang yang sedang tidur, bergegaslah bangun, Ahmad sudah di Mekah”. Dalam Bidayah wa Nihayah Ibnu Katsir mengatakan; Usman Radiallahu ‘Anhu sudah sejak lama masuk islam melalui Abu Bakar Asshiddiq.
Dari cerita Ibnu Asakir. Al-hafizh Ibnu Asakir menyebutkan, ringkasnya bahwa ketika Usman mendapat berita bahwa Rasulullah saw menikahkan putrinya yang cantik Ruqayyah dengan sepupunya Utbah bin Abi Lahab, ia menyesal mengapa bukan ia yang mengawininya. Dengan perasaan sedih dia menemui keluarganya, dan di tempat itu dia bertemu denga bibinya Sa’diyyah binti Kuraiz, seorang dukun. Dukun itu member kabar gembira bahwa dia akan meniah dengan Ruqayyah. “saya heran, dia membawa berita gembira mengenai perempuan yang sudah bersuamikan laki-laki lain,” kata Usman. Lalu kata saya (Ibnu Asakir). “apa kata bibi?”, dia menjawab: “Usman, anda akan menjadi orang penting dan mendapat kehormatan. Dia seorang Nabi yang membawa bukti dan diutus denga sebenarnya sebagai orang saleh. Usman berkata; “anda mengatakan suatu masalah yang tidak akan pernah terjadi di negeri kita ini. Bibinya berkata lagi: “dia seorang nabi, pembawa kebenaran, pelitanya adalah pelita dst. (dalam sejarah, rangkaian kata dari dukun itu berintonasi seperti mantra). Usman berkata: “aku pergi sambil berpikir, dan ketika bertemu Abu Bakar, hal ini aku ceritakan. Abu Bakar berkata: “Usman celaka anda ini !, anda orang yang tegas. Anda sudah tahu mana yang hak dan mana yang batil. Apa gunanya berhala-berhala itu disembah. Bukankah itu hanya batu yang tidak bisa mendengar dan berbuat apa-apa. “memang dan memang begitu” kata Usman. Kemudian kata Abu Bakar; “bibimu sudah meyakinkan anda. Rasulullah itu Muhammad ibnu Abdullah, diutus oleh Allah dengan sebuah ajaran. Bersediakah anda mendatanginya?. Kemudian Usman dan Abu Bakar mendatangi Rasulullah saw. Dan beliau berkata: “Usman, penuhilah panggilan Allah, saya ditugaskan menyeru anda dan hamba yang lainnya”. Usman berkata; “setelah mendengar kata-kata Muhammad itu, saya tidak bisa menguasai diri. Saya masuk islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Tak lama setelah itu, saya menikah dengan putri beliau Ruqayyah”. Sementara itu beliau (Rasulullah) berkata:
Pasangan terbaik
Yang pernah dilihat orang
Ruqayyah dan suaminya, Usman.
Menurut penulis, riwayat Ibnu Asakir ini dipertanyakan, setidaknya untuk beberapa hal. Pertama; seakan-akan Usman masuk islam dengan sebab awal keinginan untuk mengawini Ruqayyah putri Nabi. Kedua; ramalan dukun dan pembenaran Abu Bakar terhadap ramalan itu. Ketiga; dalam beberapa riwayat tak seorang pun bibi Usman yang bernama Sa’diyyah binti Kuraiz.
Kepustakaan:
Muhammad Husein Haikal, Usman bin Affan. Pustaka Lentera Antarnusa. 2008. Jalaluddin Assuyuthi, Tarikh al-Khulafa. Tt. Hadis riwayat Bukhari. Hadis riwayat Muslim.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar