Skip to main content

Material Makalah; Karakteristik Bahasa Arab (1)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 09, 2011

Orang-orang Arab mempunyai huruf atau abjad tersendiri, yang asalnya adalah dari kebudayaan Semit. Tentunya, huruf atau abjad tersebut digunakan pula oleh rumpun bahasa Semit lainnya. Khusus bagi rumpun bahasa Arab, maka sejak pada zaman jahiliyah sampai dengan datangnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, huruf-huruf Arab itu tetap digunakan dalam bahasa tulisan.
Agama Islam selaku rahmat bagi alam semesta dan sejak masuknya ke Indonesia oleh para penganjur Islam, dapat pula membawa pengaruh yang luar biasa, baik sebagian bahasa Arab maupun tulisan huruf Arab. Untuk itu, dikenal pula adanya tulisan yang yang disebut daengan tulisan huruf-huruf Arab melayu. Di bawah ini dikemukakan lebih rinci, yaitu:
Ciri-ciri bahasa Arab
Sebelum dikemukakan ciri-ciri bahasa Arab, maka terlebih dahulu dikemukakan definisi bahasa itu sendiri, sehingga semakin tampak ciri-ciri bahasa Arab tersebut yang membdakan dengan bahasa lainnya, baik bahasa serumpunnya maupun Indonesia. Secara umum diakui oleh Sayyid Ahmad al-Hasyimiy yang mengatakan:
واللغة فعل لساني او ألفاظ بالتي بها المتكلم ليعرف غيره ما في نسه من المقاصد والمعاني
Adapun maksud pernyataan di atas bahwa bahasa adalah aktivitas lisan atau lafal-lafal yang diucapkan oleh si pembicara untuk mengenal selain dirinya, baik menyangkut suatu maksud maupun maknanya. Di samping itu, ia menjelaskan:
وللأمة كيفيات مخصوصة يخالف بعضها ببعض في التعبير عما في ضمائرهم
Menurut pendapat tersebut di atas bahwa bagi tiap-tiap bangsa mempunyai ciri khas bahasanya tersendiri, yang berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.
Oleh karena itu, Syekh Muthafafa al-Galayainiy mengungkapkan definisi bahasa Arab itu dengan mengatakan:
اللغة العربية هي الكلمات اللتي يعتبر بهما لعرب من أعراضهم
Terjemahnya: Bahasa Arab adalah kata-kata yang diungkapkan oleh orang-orang Arab untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka.
Jadi, maksud dan tujuan yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata atau lafal itu dipahami betul oleh bangsa Arab itu sendiri, walaupun bangsa lain belum mengenalnya. Untuk mengenal lebih lanjut menyangkut kekhususan-kekhususan bahasa Arab, maka dapat dirinci seperti berikut:
1, Teristimewa di antara rumpun bahasa-bahasa Semit
Dewasa ini hanya terdengar pemakaian bahasa Arab, baik di dunia Arab maupun di negara-negara non-Arab lainnya. Adapun bahasa-bahasa serumpun lainnya sudah tidak terdengar lagi. Kenyataan itu disebabkan karena di antara sekian bangsa yang memakai bahasa Semit lainnya, tidak memperhatikan lagi bahasanya. Menurut Shubhiy al-Shalih bahwa keistimewaan bahasa Arab dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya, karena ia tumbuh di tengah-tengah bangsa Semit lainnya. Di samping itu, geografi negeri Arab senantiasa siap mengikuti pertumbuhan dan perkembangan bahasa Arab itu sendiri. Untuk itu, dewasa ini tidaklah mengherankan jika banyak negara Arab yang menjadikan bahasa Arab itu sebagai bahasa resmi, seperti Marokko, Algeria, Tunis, Libya, Uni Emirat Arab, Sudan, Libanon, Syiria, Jordan, Irak, Saudi Arabia, dan negara-negara non Arab lainnya.
2. Dari segi tata bahasanya.
Walaupun diakui bahwa setiap bahasa tidak terlepas dari tata bahasa, baik ia tertulis maupun tidak tertulis.
Berbicara menyangkut tata bahasa, maka dibicarakan pula menyangkut awalan dan akhiran, sesuai dengan bahasa itu sendiri. Tata bahasa Arab mempunyai karakteristik tersendiri, yang didasarkan pada qawaid al-nahwi. Walaupun qawaid al-nahwi ditekankan pada perubahan baris akhir, tetapi tidak sama dengan akhiran yang disebut suffix yang ada pada bahasa-bahasa lainnya di dunia ini. Perubahan akhir pada kata-kata Arab tidak disebut sebagai akhiran, melainkan adanya kalimat yang berfungsi dan mempunyai kedudukan. Kesimpulannya bahwa bahasa Arab terikat dengan qawaid dengan ikatan yang sangat mendalam. Baca bagian dua di sini
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama/IAIN (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, 1974. Ahmad Syaib, Ushul al-Naqd al-Adabiy, al-Qahirah: al-Nahdah al-Mi،riyyah, 1964. Sayyid Ahmad al-Hasyimiy, al-Qawaid al-Asasiyyah li al-Lugah al-‘Arabiyyah (Cet.I; Mashba’ah al-Sa’adah, 1936 M/1355 H. Syekh Mushthfa al-Galayainiy, Jami’ al-Dur­s al-‘Arabiyyah, Juz I al-Qahirah: Dar al-Fikr, 1976. Shubhiy al-Shalih, Dirasah fiy Fiqh al-Lugah, Juz I Damsyiq: t.p., 1972.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar