Skip to main content

Tipologi Pendekatan Penelitian Tafsir

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 01, 2011

Menurut Abdul Muin Salim, metode pendekatan adalah pola pikir (ittijah al-fikr) yang dipergunakan untuk membahas suatu masalah. Jadi metode pendekatan tafsir dapat diartikan sebagai suatu cara penafsiran yang dipergunkan oleh mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki masing-masing mufasir.
Selanjutnya dari perbedaan sudut pandang seorang mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran sehingga melahirkan berbagai corak penafisran.
Tipologi Pendekatan
Tipologi berasal dari dua akar kata yaitu typos dan logos. typos atau type adalah bentuk, macam, jenis dan golongan. Logos atau logy dikenal luas dalam banyak susunan seperti sosiologi, biologi, dan lain-lain yang berarti ilmu, teori atau aliran. Obyektifitas dan subyektifitas.mardan.Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tipologi adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut corak wataknya masing-masing.
Tipologi Pendekatan adalah pengistilahan terhadap macam-macam, jenis-jenis, maupun bentuk-bentuk pendekatan secara umum. Perlu untuk mengenali terlebih dahulu adanya ragam pendekatan tersebut, agar dalam penerapannya nanti terhadap penafsiran teks-teks suci al-Quran tidak tercampur-baur satu sama lainnya.
Tipologi (jenis-Jenis) Pendekatan secara umum dalam ilmu Keisalaman, juga memiliki cabang-cabang tergantung karakteristiknya, secara mendasar terbagi kepada poin-poin berikut:
Dilihat dari segi subjek atau pelaku (Internal dan eksternal)
Internal disini adalah pengkajian Islam yang dilakukan oleh Islam itu sendiri dengan jalan mempelajari serta menganalisa Islam secara menyeluruh, pendekatan inilah melahirkan pendekatan tradisional, pendekatan sumber dan pendekatan doktriner. Pada pendekatan tradisional yaitu pada masa Nabi tipe tradisional mempergunakan dalil naqli sebagai dasar acuan menerapkan 4 disiplin ilmu, yaitu ilmu fiqhi, ilmu tasawuf, ilmu kalam dan falsafah atau al-hikmah. setelah Nabi wafat, para sahabat dan tabi’in mengkaji Alquran dan alhadist yang melahirkan pendekatan sumber. Pada kajian sumber ini ada beberapa metode yang tergabung yakni kajian tafsir, hadis dan hukum Islam.
Pendekatan doktriner yaitu objek studi yang diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang berasal dari ilahi yang mempunyai nilai kebenaran yang absolut, mutlak dan universal. Sedangkan eksternal yaitu pendekatan yang dilakukan oleh orang yang bukan Islam seperti orientalis. Sedangkan pendekatan yang dipakai, yaitu umumnya orientalis membahas agama Islam dengan pendekatan saintifik. Fenomena Islam dianalisis dengan teori ilmiah tertentu, misalnya dengan pendekatan historis, sosiologi, dan psikologi. Pendekatan tersebut meskipun turut memberikan kontribusi bagi studi Islam, namun kelemahannya mereka mengkaji Islam tidak selalu objektif dan terkadang tidak memberikan pemahaman yang utuh bahkan menyudutkan Islam, walaupun demikian tidak semuanya mesti ditolak namun dipelajari kemudian dikembangkan sebagai bahan perbandingan.
Dilihat dari segi alat dan sarana
Dari segi ini pendekatan yang dipakai adalah pendekatan teologis, filosofis,empirik dan intuisi.
  1. Pendekatan teologis; pendekatan ini menggunakan kerangka ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan yang lain. Menurut Harun nasution, jika seseorang hendak mendalami suatu agama maka ia harus mempelajari teologi agama itu mempelajari agama dengan pendekatan teologi akan memberi seseorang keyakinan yang kuat. Pendekatan filosofis secara etimologi filsafat berasal dari bahasa yunani yang berarti cinta kebijaksanaan. Pendekatan ini yaitu upaya untuk menjelaskan inti, hakekat, hikma mengenai sesuatu yang berada dibalik yang bersifat lahiriyah. Dengan demikian, pendekatan filosofis adalah pendekatan yang dilakukan untuk menelusuri sesuatu sampai keakar-akarnya lalu mempertanggungjawabkan dengan sistimatis.
  2. Pendekatan empiris yaitu pendekatan yang didasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang dapat ditangkap dengan panca indera, pendekatan ini meliputi kajian sosiologis, antropologis dan historis. Pendekatan empiris ini dibagi menjadi tiga bentuk kajian yaitu kajian sosiologis, antropologi dan historis.
  3. Pendekatan intuisi yakni mengkaji islam dengan menggunakan daya batin untuk mengerti dan memahami ajaran islam tidak dengan pikiran. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa proses penalaran tertentu
Dilihat dari segi sasaran atau objeknya
Dari segi objeknya mempunyai kriteria-kriteria sebagai berikut: al-Quran, al-hadis, pemikran-pemikran, fenomena dan sejarah (aspek perkembangan ajaran islam). Dan untuk lebih mengembangkan, maka terdapat pendekatan lain yaitu:
  1. Pendekatan Tekstual, yaitu pendekatan yang mengacu pada teks-teks yang terdapat dalam alquran dan al-hadist. Tujuannya adalah melahirkan akurasi konsep yang akan menjauhkan peneliti dari kesalahan interpretasi sebagai akibat pergeseran makna yang terjadi dalam proses perkembangan bahasa.
  2. Pendekatan cultural/kultural, yaitu penggunaan pengetahuan yang mapan untuk memahami ajaran Islam. Karenanya, pendekatan ini mengacu pada pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan penalaran yang benar tidak bertetangan dengan kandungan alquran. Pendekatan kebudayaan termasuk salah satu bentuk di antara bentuk-bentuk pendekatan yang dilakukan dalam memahami ajaran Islam yang ada pada dataran empiriknya, atau ajaran Islam dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Islam yang tampil demikian sangat berhubungan dengan kebudayaan yang berkembang di masyrakat tempat agama Islam itu berkembang. Sehingga umat Islam dapat mengamalkan ajaran Islam dengan baik.
  3. Pendekatan perilaku, (budaya) yaitu pendekatan yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku keagamaan yang terjelma dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, baik secara perorangan maupun secara melembaga.
  4. Pendekatan sosiohistoris atau pendekatan kesejarahan, yaitu mengetahui keadaan sebenarnya yang berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Maka akan memahami agama dalam konteks historisnya.
  5. Pendekatan semantik, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan berusaha menggali makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan bahasa alquran dan al-hadis.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdul Muin Salim, Pedoman Penyusunan Proposal Penelitian (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1992. Munir Ba’labakki, Al-Mawrid, A Modern English-Arabic Dictionary, (Beirut; Dar al-Ilm li alMalayin, 1988. Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan, (Cet.II; Jakarta : Paramadina, 1992. Abd Muin Salim, Beberapa Aspek Metodologi Tafsir Alquran (Ujungpandang: LSKI,1991. Muhaemin, Dimensi-dimensi Studi Islam ( Surabaya: Abdi Tama, 1994. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Cet.III;Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Harun Nasution, Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Cet.V;Jakarta: UI Press,1986 . Abd Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Alquran, (Cet.II;Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar