Skip to main content

Mengenal Daulat Fatimiyah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 12, 2011

Eksistensi Daulat Fatimiyah, dapat dilihat dari sejarah dan asal usul nasab Bani Fatimiyah itu sendiri. Pada ahli terutama ahli sejarah telah berbeda pendapat mengenai kebenaran asal usul keluarga itu bila dikaitkan dengan Fatimah binti Muhammad. Bila Fatimah dengan pengertian anak cucu Ubaidillah al-Mahdi, maka dengan sendirinya orang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Fatimah binti Muhammad, sekaligus juga keturunan Ali bin Abi Thalib.
Hasan Ibrahim Hasan menyatakan bahwa ada dua pendapat mengenai nasab Fatimiyah, yaitu 1) bahwa nasab Ubaidillah al-Mahdi berasal dari Ismail bin Ja’far, 2) bahwa nasab Ubaidillah berasal dari Maimun al-Qadah atau dari Musa al-Hadhim, dan mengingkari nasab dari Ismail bin Ja’far.
Pendapat pertama yang mengaitkan nasab Ubaidillah al-Mahdi dari Muhammad bin Ismail bin Ja’far keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad terbagi tiga pendapat, pertama, bahwa al-Mahdi adalah salah seorang imam dua belas (Isna’ Asyariah) atau Musawiyah; kedua, bahwa al-Mahdi keturunan Muhammad bin Ja’far dan adalah kelompok Isma’iliyah; ketiga, bahwa nasab al-Mahdi berasal dari Ismail bin Ja’far, pendapat ini didukung oleh ulama sunni.
Terlepas dari benar atau tidak adanya hubungan nasab Daulat Fatimiyah dengan Fatimah binti Muhammad dan Ali bin Abi Thalib, namun yang jelas Daulah Fatimiyah merupakan gerakan Syi’ah yang pada dasarnya bercita-cita sejak lama dan berjuang dengan gigih ingin membentuk dan mendirikan suatu pemerintahan yang benar-benar dikuasai oleh orang-orang Syi’ah atas legitimasi diri keturunan Rasulullah, sebagai orang berhak melanjutkan kekhalifahan dalam Islam.
Sejak awal permulaan Islam gerakan Syi’ah telah berdiri dengan pemimpin-pemimpin seperti Sulaiman al-Farisi, Abu Dzar al-Gifari dan lain-lain. Gerakan ini adalah gerakan orang pendukung Ali dan keturunannya yang dengan sungguh-sungguh berjuang untuk mengangkat Ali menjadi imam atau khalifah di dalam kekhalifahan Islam.
Pada saat Ali bin Abi Thalib memegang tampuk kekhalifahan terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh Aisyah, Thalhah dan Zubair bin Awwam dan lain-lain di satu pihak dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan dipihak lain. Kekacauan politik pada saat itu telah melahirkan kelompok kekuatan politik seperti Syi’ah, Mu’awiyah (Umayyah) dan Khawarij. Setelah Ali bin Abi Thalib meninggal, tampillah Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai khalifah dengan mendirikan Daulat di Damasqus, Syiria.
Selama berlangsung pemerintahan Umayyah tumbuhlah dengan subur gerakan-gerakan politik dan agama di wilayah Islam, terutama gerakan Syi’ah. Gerakan Syi’ah bersama bani Abbas menggabungkan diri di bawah semboyan “menegakkan kembali kekuasaan bani Hasyim” dan berhasil menggulingkan Daulat Umayyah di Damsyik yang telah berkuasa selama 9 tahun. Di sinilah asal usul perkembangan gerakan politik bagi Daulat Bani Fatmiyah.
Selain politik, Daulat Bani Fatimiyah juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan telah mencapai keberhasilan yang cukup signifikan di zamannya, sebagaimana yang akan diuraikan pada material makalah selanjutnya.
Berikut ini akan dikemukakan nama-nama khalifah Daulat Bani Fatimiyah;
  1. al-Mahdi (909-934 M) 
  2. al-Qaim (934-946 M) 
  3. al-Manshur (946-952 M) 
  4. al-Mu’iz (952-975 M) 
  5. al-Aziz (975-996 M) 
  6. al-Hakim (996-1021 M) 
  7. al-Zair (1021-1035 M) 
  8. al-Mustansir (1035-1094 M) 
  9. al-Musta’li (1094-1101 M) 
  10. al-Amir (1101-1130 M) 
  11. al-Hafiz (1130-1149 M) 
  12. al-Jafir (1149-1154 M) 
  13. al-Faiz (1154-1160 M) 
  14. al-Adlid (1160-1171 M)
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Hasan Ibrahim Hasan, al-Daulah al-Fatimiyah fi al-Magrib wa Mirs wa Suriyah wa bilad al-Arab, Kairo: Lajnah al-Ta’lif wa al-Tarjamah wa al-Nashr, 1958. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar