Skip to main content

Referensi Makalah; Islam di Prancis

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 03, 2011

Proses islamisasi yang dimaksud dalam material makalah ini adalah merujuk pada batasan pengertian yakni suatu proses yang tidak pernah berhenti sejak datang-nya Islam pertama kali, penerimaan dan penyebarannya lebih lanjut. Berkaitan dengan pengertian ini, Admin© menemukan data yang akurat bahwa proses islamisasi di Prancis sungguh telah lama berlangsung dan mengalami beberapa periode, serta perkembangan yang cukup siginifikan.
Negara Prancis, memiliki luas wilayah 557.670 KM2, Ibu Kotanya adalah Paris dan bahasa nasionalnya adalah bahasa Prancis, serta kurs mata uangnya adalah Franc. Dari aspek posisinya, Prancis terletak di Eropa Barat antara laut Tengah di Selatan dan Lautan Atlantik di Timur. Negara ini, berbatasan langsung dengan Spanyol di Selatan, Belgia dan Luxemburg di Timur Laut, Jerman dan Swis di Timur serta Italia di Tenggara. Di samping itu juga, Prancis terkenal sebagai bangsa penjajah terbesar pada urutan kedua setelah Inggris. Sampai saat ini Prancis masih menguasai 10 negeri jajahan yang dinamai “wilayah seberang Laut”.
Masyarakat Prancis, sudah lama mengalami kontak dengan Islam. tepatnya sejak Islam masuk pada abad ke-8 di bagian Selatan Prancis, yakni di saat transisi kekuasaan dari Dinasti Bani Umayyah ke Dinasti Bani Abbāsiyah. Islam berkuasa selama kurang lebih 40 tahun. Demikian pula pada abad ke-10 Islam mencoba memperluas kekuasaan daerah kekuasannya, tetapi gagal sebab di abad pertengahan ini, Islam menghadapi “Crusades” (perang salib) dan akhirnya mereka meninggalkan Prancis. Selanjutnya, bangsa Prancis pernah menginjakkan kakinya di Mesir di saat Napoleon menaklukkan mesir pada tahun 1978. Penaklukan ini, sebenarnya sudah lama diinginkan oleh raja Louis XIV untuk memudahkan jalur perdagangan melalui Laut Merah dan Laut Tengah menuju ke Timur dan ke India. Selanjutnya, dalam Texbook untuk Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN, juga di-jelaskan bahwa Prancis telah mengenal Dunia Islam sejalan dengan penjajahan yang dilakukannya terhadap wilayah-wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim di Aljazair, Maroko, Tunisia, Senegal, Mali, Libanon, Mesir dan selainnya. Seperti negara industri lainnya, Prancis juga membuka kesempatan kepada “just arbeiders” yaitu buruh tamu dari Tunisia, Marokko, Aljazair, Turki dan sebagainya untuk bermukin di Prancis.
John L. Esposito menyatakan bahwa kehadiran Islam di Prancis menjadi signifikan bersamaan dengan colonialisasi Afrika Utara yang dimulai pada tahun 1830 M. Pada pedagang yang dikenal dengan istilah Turcos datang dari Aljazair setelah tahun 1850 M, menyusul kemudian imigran Maroko yang bekerja di Dermaga Marseilles, di kontruksi bagian Selatan. Selama perang Dunia I, para migran yang berjumlah lebih dari 132.000 orang Afrika, Utara berdomisili di Prancis sebagai pekerja sawah dan buruh di Pabrik senjata, serta lebih dari 15.000 orang diminta untuk terlibat dalam peperangan.
Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah orang-orang Islam di Prancus bertambah dan semakin plural. Hal ini ditandai dengan hadirnya pedagang Turki, Afrika (Senegal, mali, Mauritania), Timur Tengah (Iran, Afganistan, Pakistan).
Proses islamisasi secara implisit di Prancis, telah dimulai sejak terjadinya perang salib, dan secara eksplisit proses islamisasi di Prancis dimulai pada tahun 1830, yakni ketika imigran muslim berdatangan membawa barang dagangan mereka ke Prancis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses islamisasi di Prancis pada awalnya melalui jalur peperangan dan proses selanjutnya adalah jalur perdagangan. Dalam masa-masa perkembangannya, proses islamisasi di Prancis tetap berjalan, namun yang terakhir ini ia berproses melalui jalur dakwah dan perkawinan, karena di sana sudah banyak umat Islam yang menetap.
Perkembangan Islam di Prancis
Menentukan secara pasti populasi umat Islam di Prancis, agaknya sulit, tetapi memperkirakannya dengan merujuk ke berbagai sumber boleh jadi dapat membantu dalam memprediksi secara akurat populasi tersebut. Berkaitan dengan ini, maka penulis terlebih dahulu akan mengungkap be-berapa data, yakni;
John L. Esposito memperkirakan perkembangan Islam di Prancis mencapai puncaknya pada tahun 1968. Sayangnya, John L. Esposito di sini, tidak sempat mengungkap berapa populasi umat Islam di Prancis pada tahun itu. John L. Esposito memberikan data bahwa berdasarkan sensus 1990 jumlah umat Islam di Prancis adalah rinciannya sebagai berikut:.

Imigran muslim ke Prancis sebanyak 614.207 orang berasal dari Aljazair; sebanyak 576.652 orang berasal dari Maroko; sebanyak 206.336 orang berasal dari Tunisia; dan sebanyak 197.712 orang berasal dari Turki. 
Khusus imigran Aljazair, mereka telebih dahulu datang dan menjadi warga Prancis, yakni sejak kemerdekan Aljazair. Sehingga, populasi mereka (sebelum 1990) sudah berjumlah kurang lebih 500.000 orang. 
“Prancis Baru”, yaitu muslim yang mendapatkan kewarganegaraan akibat kelahiran atau melalui naturalisasi. Mereka ini memiliki akses yang cukup luas untuk berkiprah di masyarakat Prancis. 
Komunitas Prancis yang memeluk Islam. Komunitas ini memiliki peran penting dalam memberikan mediasi antara masyarakat muslim dengan masyarakat Prancis pada umumnya. Mereka inilah yang secara nasional dan natural dianggap sebagai penduduk asli Prancis yang mengetahui seluk beluk budaya dan perdaban masyarakat Prancis.
Mengingat bahwa umat Islam terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, terutama melalui jalur dakwah dan pernikahan, maka diperkirakan bahwa untuk tahun-tahun berikutnya, populasi umat Islam di sana memiliki pertambahan yang signifikan.
Hanya saja, menurut John L. Esposito bahwa irama dan ritme kehidupan sehari-hari masyarakat Prancis tampak semakin kompetititf dan terkadang diisi dengan konflik di dalam masyarakat yang tidak begitu ramah menyambut keberadaan umat Islam. Di samping itu, norma dan nilai kehidupan di Prancis begitu sulit dimengerti di dalam populasi yang begitu plural semacam ini. Identitas muslim sebagai sebuah sarana identitas budaya merupakan salah satu di antara tumbuhnya sintemen tersebut. Walaupun demikian, kelihatan bahwa perkembangan Islam secara kuantitas di Prancis akan terus meningkat, mengingat Islam akan terus dianut oleh mereka yang terlahir dari keturunan muslim yang secara konsisten memegang teguh ajaran agamanya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ahmad M. Sewang, dalam “Makalah Bedah Buku” Islamisasi Kerajaan Gowa, kerjasama Pemda dan MPM PPS UIN Alauddin, 9 Juni 2005. Jalāl al-Dīn al-Suyūti, Tarīkh al-Kulafā’, Bairūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1988.  Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam; Malacak Akar-akar Sejarah, Soaial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2003. Ghufran A. Mas’adi dengan judul, Sejarah Sosial Umat Islam Bagian Kesatu dan Kedua, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999. John L. Esposito, The Oxford Encyclopedia of The Modern Islam World, vol. 2 (New York: Oxford University Press, 1995. Hosen Nasr, A. Young Moslem’s Guide to Modern World, diterjemahkan oleh Hasti Tarikat dengan judul Menjelajah Dunia Nodern, Bandung: Mizan, 1994. Hasan Ibrahim Hasan, Islamic History and Culture, diterjemahkan oleh Djahdan Human dengan judul Sejarah dan kebudayaan Islam, Yogyakarta: Kota Kembang, 1989. Team Penyusun Textbook Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jenderal Pem-binaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid II Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1982/1983. Muhammad Farid Wajdi, Dāirah al-Ma’ârif al-Qarn al-Isyrīn, jilid V, Baeirut: Dār al-Fikr, t.th. M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, Yogyakarta: Usaha Yogyakarta, 1987. Material makalah lain bisa juga diakses di http://.yahoo.com/Islam_prancis/panuasia/e-011amd/ep-lan12.htm.http://www.yahoo.com/prancis-dinasti/e-01lamd/ep-lan12.htm. http://www.yahoo.com/prancis-dinasti/e-01lamd/ep-lan12.htm.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar